Buah itu pencuci mulut atau makanan pembuka? Bagi banyak orang di Indonesia, buah kerap diposisikan sebagai pencuci mulut yang disantap setelah mengonsumsi hidangan utama atau makan berat. Padahal, jauh lebih baik jika buah dikonsumsi sebelumnya.
Pada prinsipnya memang, buah hanyalah pelengkap dalam menu makanan. Mau disantap sebelum atau sesudah, buah tetap memberikan manfaat bagi kesehatan. Kalau dikonsumsinya setelah makan (utama), sebenarnya baik juga. Sebab kandungan air dalam buah dapat membersihkan alat pencernaan, mulai dari mulut, tenggorokan, hingga usus Kendati demikian, jika setelah makan jadi pilihan waktu untuk mengonsumsi buah-buahan, tentu tidak bisa segera dilakukan. Sebab momentum yang baik adalah tiga jam setelah santapan utama tuntas masuk perut.Hal ini dilakukan dengan tujuan mengosongkan lambung telebih dahulu. Selain itu, agar makanan yang sudah masuk bisa dicerna dengan sempurna, karena fungsi buah saat itu adalah pembersih alat pencernaan.
Yang berkembang di Indonesia,memang menempatkan buah sebagai pencuci mulut. Banyak orang justru mengonsumsi buah setelah makan besar. Bagaimana hal itu bisa terjadi? “Sebenarnya hanya pemikiran orang-orang dulu.Selain itu, posisi buah juga “ditasbihkah” untuk dikonsumsi setelah makan, karena dalam menu pun diposisikan seperti itu juga. Mengenai sebutannya sebagai pencuci mulut, ‘stempel’ itu melekat lantaran kandungan air dalam buah cukup tinggi.
Namun walaupun dikonsumsi sesudah makan, buah yang masuk tidak akan memberikan pengaruh negatif apa pun. Kecuali, tentu saja membuat tambah kenyang. sebaiknya buah dikonsumsi sebelum makan utama, bukan sesudahnya. Alasannya, kandungan zat gizi dalam buah dapat lebih banyak terserap oleh tubuh secara maksimal. jika dikonsumsi pada pagi hari, hasilnya pun akan sangat baik, yakni mampu meningkatkan kadar gula darah.
Jadi, beberapa saat setelah bangun tidur, menjadi waktu yang sangat baik untuk mengonsumsi buah. semua buah bisa dikonsumsi dan memberikan pengaruh baik bagi kesehatan. Tidak ada pantangan waktu, kapan saja bisa dikonsumsi.
Pada prinsipnya memang, buah hanyalah pelengkap dalam menu makanan. Mau disantap sebelum atau sesudah, buah tetap memberikan manfaat bagi kesehatan. Kalau dikonsumsinya setelah makan (utama), sebenarnya baik juga. Sebab kandungan air dalam buah dapat membersihkan alat pencernaan, mulai dari mulut, tenggorokan, hingga usus Kendati demikian, jika setelah makan jadi pilihan waktu untuk mengonsumsi buah-buahan, tentu tidak bisa segera dilakukan. Sebab momentum yang baik adalah tiga jam setelah santapan utama tuntas masuk perut.Hal ini dilakukan dengan tujuan mengosongkan lambung telebih dahulu. Selain itu, agar makanan yang sudah masuk bisa dicerna dengan sempurna, karena fungsi buah saat itu adalah pembersih alat pencernaan.
Yang berkembang di Indonesia,memang menempatkan buah sebagai pencuci mulut. Banyak orang justru mengonsumsi buah setelah makan besar. Bagaimana hal itu bisa terjadi? “Sebenarnya hanya pemikiran orang-orang dulu.Selain itu, posisi buah juga “ditasbihkah” untuk dikonsumsi setelah makan, karena dalam menu pun diposisikan seperti itu juga. Mengenai sebutannya sebagai pencuci mulut, ‘stempel’ itu melekat lantaran kandungan air dalam buah cukup tinggi.
Namun walaupun dikonsumsi sesudah makan, buah yang masuk tidak akan memberikan pengaruh negatif apa pun. Kecuali, tentu saja membuat tambah kenyang. sebaiknya buah dikonsumsi sebelum makan utama, bukan sesudahnya. Alasannya, kandungan zat gizi dalam buah dapat lebih banyak terserap oleh tubuh secara maksimal. jika dikonsumsi pada pagi hari, hasilnya pun akan sangat baik, yakni mampu meningkatkan kadar gula darah.
Jadi, beberapa saat setelah bangun tidur, menjadi waktu yang sangat baik untuk mengonsumsi buah. semua buah bisa dikonsumsi dan memberikan pengaruh baik bagi kesehatan. Tidak ada pantangan waktu, kapan saja bisa dikonsumsi.