Friday, October 21, 2016

Kumpulan Kisah Islami

Memuliakan Orang Tua

Ada seorang nenek yang hidup dengan anak laki-laki, menantu dan seorang cucu yang masih berusia lima tahun. Sang nenek sudah sering sakit-sakitan. Selain itu sang nenek matanya sudah rabun, tangannya sudah sulit untuk  memegang sesuatu, setiap memegang selalu bergetar dan tidak lama kemudian benda yang dipegangnya jatuh. Ketika jalan sang nenek sudah tertatih-tatih, harus dibantuk sebuah tongkat atau dituntun. 

Pada suatu malam seperti biasa keluarga itu mengadakan makan malam bersama, termasuk sang nenek pun berada di meja makan. Namun makan malam itu terganggu karena sang nenek yang sudah rabun dan tidak bisa memegang sesuatu membuat ia sulit untuk makan. Sendok yang berisi makanan saat dipegang selalu saja terjatuh lagi, begitupun dengan gelas yang berisi air minumnya selalu tumpah ke meja. Anak dan menantunya menjadi kesal dibuatnya, meja makan menjadi kotor oleh makanan yang jatuh dan basah oleh air minum sang nenek. 

Setiap selesai makan anaknya selalu mengeluh karena meja makan yang sangat kotor dan suasana makan yang terganggu. “Kita harus melalukan sesuatu supaya kita tidak harus membersihkan meja makan yang sangat kotor setelah selesai makan” ujar sang menantu.

Hingga munculah sebuah ide untuk membuat tempat makan tersendiri dipojok ruang makan. Dengan meja yang sederana. 
Di sana, sang nenek itu makan sendiri ketika yang lain menikmati makan malam di meja makan. Karena nenek sering memecahkan mangkok, makanannya dihidangkan di mangkok kayu. Kadang saat mereka menatap nenek itu, nenek itu sedang menangis saat makan sendiri. Tapi tetap saja, kata-kata mereka tetap kasar ketika nenek itu menjatuhkan makanannya. Sang cucu hanya melihat dalam ketenangan.
Suatu malam sebelum makan, si ayah mengamati anaknya sedang bermain dengan kayu.

Ia lalu bertanya, “apa yang kamu buat anakku?”
Anak itu menjawab, “Oh, aku membuat mangkuk kayu untuk papa dan mama ketika nanti aku sudah jadi dewasa.” Anak itu tersenyum dan melanjutkan kerjanya. Mendengar itu, orangtuanya tidak bisa berkata-kata. Air mata mulai mengalir ke pipi mereka. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Malam itu, si suami memegang tangan nenek itu dan dengan hati-hati membawanya ke meja makan keluarga. Selama sisa-sisa hidupnya, nenek itu akhirnya makan bersama lagi dengan keluarganya. Dan mereka tidak peduli lagi saat garpu si nenek terjatuh, susu tumpah, atau makanan berceceran.

Hikmah
Memiliki anak yang berbakti, sayang kepada orangtua adalah harapan setiap orangtua dimuka bumi ini. Sayangnya, anak kerap melupakan hal ini. 
Tidak selamanya apa yang kita harapkan ada dalam diri orangtua kita. Setiap orangtua memiliki kekurangan yang mungkin sebenarnya tidak pula mereka kehendaki. Bagaimanapun mereka, masih banyak kelebihan, kebaikan yang mereka miliki. Mereka selalu tulus mendampingi kita setiap saat. Sehingga, bagaimana mungkin kita lebih melihat kekurangan mereka daripada kebaikan mereka yang sangat banyak. Kekurangan mereka hanya sedikit, tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan pengorbanan mereka. 

Al Qur’an
“Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya (pula) dengan susah payah…"(Qs. Al-Ahqaf : 46-15) 

“Beribadahlah kepada Allah dan jangalah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah terhadap ibu Bapak. (An-Nisa : 36). 

" Dan kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah pada-Ku dan ibu Bapakmu, hanya kepada-Ku lah tempat kembalimu." „Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang itu, janganlah kamu ikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali pada-Ku, kemudian hanya kepadaKu lah kembalimu, maka akan Kuberitakan padamu apa yang telah kamu perbuat." (Luqman 14-15). 

Hadis 
Abdullah ibnu Mas’ud ra berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah saw. : "Amal perbuatan apakah yang paling disukai Allah ?" Rasulullah saw. Menjawab : "Shalat pada waktunya". Aku bertanya kembali "Kemudian apa lagi ? :"Berbaktilah pada kedua orang tua „. Aku bertanya lagi :"Kemudian apa lagi ? Rasulullah saw. Menjawab : "Berjihadlah di jalan Allah". (HR. Imam Bukhari ). 
Rasulullah saw. Telah bersabda : „Ingatlah akan kuberitahukan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar (diulang-ulang hingga tiga kali), yaitu menyekutkan Allah dan menyakiti kedua orang tua „(AlHadits). 

No comments:

Post a Comment