Tuesday, October 25, 2016

Burung Pemakan Lebah

Walaupun tampaknya tidak mungkin, beberapa jenis burung dapat menggali bebatuan. Satu-satunya alat yang mereka gunakan saat memecahkan batu-batu yang keras adalah paruhnya. Burung pemakan-lebah merupakan salah satu dari burung-burung tersebut.
Semua anggota kelompok keluarga “Meropidae”, pemakan lebah ini berkembang di daerah beriklim sedang dan tropis di mana lebah dan serangga penyengat lain hidup. Setidaknya ada 24 jenis yang dikenal oleh ilmu pengetahuan, meskipun jenis-jenis lain mungkin juga ada yang hidup di dalam hutan-hutan hujan.

 http://cerarif.blogspot.com/2010/11/taktik-cerdas-burung-pemakan-lebah.html

Burung ini umumnya mencapai panjang 6 inci-14 inci (15-35 cm) dan memiliki paruh panjang dan melengkung. Paruh ini mereka gunakan untuk menangkap lebah, tabuhan dan serangga lain yang sedang terbang di udara. Satu keistimewaan para pemakan lebah adalah mereka menyerang serangga-serangga tersebut hanya saat sedang terbang ― lebah madu yang menawan yang tampak jelas bertengger disebuah cabang akan diabaikan oleh pemakan lebah. Mereka adalah pemakan yang rewel; Sampai separuh dari diet pemakan lebah mungkin adalah lebah.
Burung pemakan-lebah membuat sarang di permukaan karang terjal berpasir atau membuat lubang-lubang di sepanjang tepian sungai dengan cara memukul-mukulkan paruhnya pada lumpur kasar dengan terus-menerus. Burung-burung ini terus-menerus menggali sampai lubang menjadi terowongan sempit yang memanjang sampai 90-100 cm (3 kaki). Cakarnya yang pendek dan kuat juga membantu pekerjaan menggali untuk membuka sisi-sisi sarang ini. Burung ini melontarkan partikel tanah yang tertimbun dengan bantuan cakarnya. Beberapa spesies pemakan-lebah ini hidup dalam koloni yang terdiri dari 1000 burung atau lebih. Para ilmuwan tidak dapat menjelaskan bagaimana masing-masing burung mengenali sarangnya sendiri di antara koloni yang penuh berkerumun dan berjumlah sangat banyak ini.

Karakteristik menarik lainnya dari burung pemakan-lebah adalah keahlian mereka dalam berburu hama atau binatang-binatang kecil. Burung-burung ini memakan lebah. Hal ini cukup mengherankan karena memakan lebah bisa berakibat fatal bagi burung. Namun, burung pemakanlebah tidak terpengaruh sama sekali dengan sengatan lebah. Burung ini mula-mula menggosokgosokkan perut lebah yang diburunya ke sebuah batang pohon sampai aus. Dengan demikian, bisa-sengatan lebah menguap ke udara tanpa membahayakan. Ciri tubuhnya yang lain juga sesuai sehingga memudahkan burung pemakan-lebah untuk menangkap serangga. Misalnya, paruh burung ini panjangnya 4,5 cm (1,8 inci). Ukuran panjang tersebut penting, karena, jika paruh burung ini lebih pendek, serangga dapat mencelakakannya saat burung sedang berburu. Tambahan pula, ujung paruhnya yang tajam memungkinkan burung menangkap mangsanya dari bagian di antara dada dan perutnya. Dengan cara ini, burung dapat mengosongkan bisa-sengatan lebah dengan lebih leluasa.

Menyerang serangga beracun bisa berisiko, tetapi pemakan lebah telah menciptakan strategi yang kelihatannya sangat mudah dan sangat aman. Setelah menangkap lebah di udara, burung-burung tersebut kembali bertengger dan meukul-mukulkan serangga di mulutnya ke dahan tempatnya bertengger sampai penyengat dan kantung racun sengat bisa dilepaskan
Tentu saja, pengetahuan burung tentang bagaimana menangkal racun dari serangga bukanlah perilaku yang dapat dipelajari dan diterapkannya sendiri. Tidak ada seorang pun yang dapat mengklaim bahwa burung ini mungkin telah menemukan sendiri jalan keluar seperti ini dan mengambil risiko bahaya yang fatal dalam proses menggunakan metode coba-coba. Penerapan taktik rasional sedemikian oleh burung menunjukkan bahwa saat burung dilahirkan ke bumi, burung sudah memperoleh pengetahuan ini sebagai bagian dari karakteristiknya. Selain itu, fakta bahwa semua sifat yang berkaitan dengan tubuh burung ini memiliki struktur yang sangat ideal bagi proses berburu adalah petunjuk nyata bahwa makhluk ini diciptakan sesuai dengan kebutuhannya untuk berburu lebah.

No comments:

Post a Comment