Monday, October 24, 2016
Siti Sarah
Sarah adalah wanita cantik yang pertama kali beriman kepada dakwah Nabi Ibrahim a.s. Allah Swt. Swt menjaga Sarah, istri Ibrahim, ketika seorang thaghut akan menodai kesuciannya dan merampas kehormatannya. Keteguhan imannya dan ketaatannya kepada suaminya diuji ketika itu. Al-Bukhari meriwayatkan dalam sahihnya dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda; Ibrahim berhijrah bersama Sarah. Keduanya masuk ke sebuah desa yang terdapat seorang raja yang sombong. Dikatakan kepadanya, Ibrahim datang bersama dengan seorang wanita yang sangat cantik. Maka dia bertanya kepada Ibrahim, Wahai Ibrahim, siapa wanita yang bersamamu? Ibrahim menjawab, saudara perempuanku. Kemudian Ibrahim kembali kepada Sarah dan berkata, jangan mendustakan ucapanku aku telah mengatakan kepada mereka kalau kamu adalah saudaraku.
Awal pertemuan Nabi Ibrahim a.s. dengan Sarah, ketika itu Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Luth a.s. pergi ke wilayah Syam. Mereka bertemu dengan paman Nabi Ibrahim. la memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Sarah. Ibrahim a.s. pun berkata, "Belum ada wanita cantik yang memiliki kecantikan seperti Hawa hingga saat ini selain Sarah."
Perkataan Ibrahim a.s. tersebut bukan saja melihat kecantikan Sarah secara lahiriah, melainkan juga kesalehan yang tampak pada diri Sarah. Akhirnya, Ibrahim a.s. pun menikahinya dan mereka menjalani kehidupan rumah tangga dengan harmonis.
Ujian pernikahan mereka berawal ketika Ibrahim a.s. dan Sarah hijrah ke Mesir. Saat itu Mesir dipimpin oleh seorang raja kafir yang suka berfoya-foya dan zalim. Raja itu bernama 'Amr bin Amru' Al-Qais bin Mailun.
Setiap mendengar ada wanita cantik, ia selalu ingin memilikinya. Jika wanita itu telah memiliki suami, ia akan memaksa suaminya untuk menceraikan istrinya. Jika wanita itu adalah saudara dari seseorang yang dikenalnya, akan ia tinggalkan.
Kedatangan Ibrahim a.s. dan istrinya yang sangat cantik diketahui oleh pengawal kerajaan. Pengawal itu langsung memberitahukan perihal tersebut kepada rajanya. Ia berkata, "Ibrahim datang bersama seorang wanita yang sangat cantik."
Hasrat sang raja tiba-tiba menggebu dan menyuruh pengawalnya untuk memanggil mereka berdua. Ibrahim pun datang menemui raja yang zalim itu. Di hadapan Ibrahim a.s., raja zalim itu bertanya, "Siapakah wanita yang bersamamu itu?" Ibrahim a.s. menjawab, "Saudariku." Lalu, berbisik kepada istrinya, "Jangan kau katakan bahwa kau adalah istriku agar kau selamat. Katakanlah kau adalah saudariku. Demi Allah Swt. di bumi ini hanya kita berdua yang mukmin!"
Ketika Sarah melihat raja hendak mendekatinya, ia berdoa, "Ya Allah Swt. , sesungguhnya aku beriman kepada-Mu dan rasul-Mu serta aku selalu memelihara kehormatanku. Janganlah Engkau biarkan orang itu merusak kesucianku!" pintanya kepada Allah Swt.
Tiba-tiba raja itu merasa tercekik dan menghentak-hentakkan kakinya. Sarah terkejut dan kembali berdoa, "Ya Allah Swt. Andaikan raja ini mati, tentu orang-orang akan menuduh bahwa aku yang membunuhnya!"
Setelah berdoa, raja itu kembali sehat seperti biasa. Namun, raja itu tetap berjalan mendekatinya. Sarah kembali berdoa, "Ya Allah Swt. Sesungguhnya aku beriman kepada-Mu dan rasul-Mu serta aku selalu memelihara kehormatanku. Janganlah Engkau biarkan orang itu merusak kesucianku!"
Kejadian tadi terulang lagi. Raja merasa tercekik dan menghentak-hentakkan kakinya. Sarah berdoa lagi, "Ya Allah Swt. Andaikan raja ini mati, tentu orang-orang akan menuduh bahwa aku yang membunuhnya!" Raja itu kembali sembuh, tetapi kali ini ia merasa ketakutan. Kemudian ia berkata kepada pengawalnya, "Pasti setan yang kau kirim kepadaku. Kembalikanlah ia kepada Ibrahim dan beri seorang hamba sahaya!"
Hamba sahaya itu adalah Siti Hajar, seorang budak hitam, tetapi kecantikannya tampak terpancar di wajahnya. Ia cerdas, beraklak mulia, dan bermental kuat. Kelak ia dinikahi oleh Ibrahim a.s. dan melahirkan seorang nabi mulia bernama Ismail a.s.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment