Monday, October 24, 2016

Siti Hajar

Siti Hajar adalah wanita cantik yang terkenal karena keteguhan keimanan, ketakwaan dan tawakalnya kepada Allah Swt.  Pada saat Nabi Ibrahim membawa Hajar dan putranya menuju Mekkah, Hajar dalam keadaan menyusui Ismail. Pada saat itu, di Mekkah tidak ada seorangpun, dan tidak pula ada air. Ibrahim meletakkan keduanya di sana dan di sisi mereka geribah yang di dalamnya terdapat kurma dan\ bejana yang di dalamnya terdapat air.

Setelah itu, Ibrahim berangkat dan diikuti oleh Hajar seraya berkata, Hai Ibrahim, ke mana engkau hendak pergi? Apakah engkau meninggalkan kami sedang di lembah ini tidak terdapat seorang manusia pun dan tidak pula makanan apapun ?. Yang demikian diucapkan berkali-kali, namun Ibrahim tidak menoleh sama sekali, hingga akhirnya Hajar berkata, Apakah Allah Swt.  menyuruhmu melakukan ini?. Ya, jawab Ibrahim. Kalau begitu, kami tidak di sia-siakan.
Seperti diceritakan dalam Al-Quran: surah Ibrahim ayat, 37: Hai Tuhan kami! Sesungguhnya kami telah menempatkan anak keturunan kami di lembah yang tidak ada tanaman sama sekali (Mekah) pada tempat rumah-Mu (Kabah) yang terhormat. Hai Tuhan kami! Semoga mereka tetap mendirikan salat. Hendaklah Engkau jadikan hati manusia rindu kepada mereka. Berilah mereka rejeki yang berupa buah-buahan, mudah-mudahan mereka mengucapkan syukur kepada Tuhan.
Setelah kepergian Nabi Ibrahim, Hajar tetap menyusui Ismail dan minum dari air yang tersedia sehingga ketika air yang ada dalam bejana itu sudah habis, maka ia dan juga putranya merasa haus. Ketika Siti Hajar telah kehabisan air, ia merasa sangat haus, karena itu air susunya terasa berkurang, dan bayinya (Ismail) ikut menderita karena kekurangan air susu.

Siti Hajar mencari air kemana-mana, mondar mandir antara bukit Sofa dan Bukit Marwa, kalau- kalau ada air di situ. Perbuatan Siti Hajar ini sampai sekarang dijadikan sebagian dari rukun Ibadah haji yang dinamakan Sai (pulang balik antara Sofa dan Marwa) sebanyak tujuh kali, dengan membacakan nama kebesaran Allah Swt. , mensucikan dan mengagungkan Allah Swt. .

Tak lama kemudian Siti Hajar mendengar suara (suara Jibril) yang membawa dan menunjukkan Siti Hajar ke suatu tempat, dan disana di hentakkan kakinya ke bumi, maka terpancarlah mata air yang sangat jernih dari dalamnya. Maka dengan segera Siti Hajar mengambil air itu untuk memberi minum anaknya.. mata air itu semula meluap kemana-mana, kemudian Malaikat berkata, Zamzam artinya, berkumpullah. Maka, mata air itu pun berkumpul, dan sampai sekarang mata air itu dinamakan sebagai Air Zam zam. Berkat rahmat Allah Swt.  yang Maha Kuasa, air zamzam itu tidak pernah kering sampai sekarang walau pun dipergunakan oleh sangat banyak manusia yang mengambilnya.

Pada suatu hari lewatlah di sana serombongan orang Arab Jurhum, yang kebetulan mereka sangat memerlukan air, mereka sudah mencari kesana kemari, tapi belum menemukannya
Tiba-tiba terlihat oleh mereka burung-burung yang sedang berterbangan di atas suatu bukit, biasanya ini suatu pertanda bahwa disana ada mata air. Karena burung itu biasanya senang terbang di atas mata air. Maka pergilah mereka ke sana, dan ternyata benar disana ada mata air, yang disana ada Siti Hajar dan Bayinya, Ismail. Karena kebaikan hati Siti Hajar kepada mereka dengan memberi air zamzam itu sekehendak yang mereka butuhkan, sehingga mereka tertarik hatinya untuk tinggal di sana bersama Siti Hajar.

Atas kebaikan hati Siti Hajar pula, maka rombongan orang Arab Jurhum itu memberikan sebagian barang dagangannya kepada Siti Hajar, sehingga Siti Hajar merasa senang dan bahagia hidupnya di sana. Lama-kelamaan, bertambahlah penduduknya dan jadilah suatu desa yang aman tentram serta subur dan makmur.

Setelah Ibrahim kembali ke Mekah untuk menemui istri dan anaknya, alangkah terkejutnya beliau melihat tempat itu sudah menjadi sebuah desa yang subur dan makmur, dan meliahat Siti Hajar hidup senang dan bahagia karena hidupnya berkecukupan. Siti Hajar menceritakan semua kejadian yang dialaminya kepada suaminya. Nabi Ibrahim memuji kebesaran Allah Swt. , yang telah mengabulkan doanya yang lalu.

Dengan adanya mata air zam-zam tersebut, dalam waktu yang relatif singkat, tempat tersebut menjadi satu perkampungan yang kemudian terus membesar, sampai Mekkah saat ini, Mekkah yang didatangi oleh jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia.

Keimanan dan ketakwaan Siti Hajar dalam kisah ini diabadikan oleh Allah Swt.  menjadi salah satu rukun yang wajib dilakukan dalam ibadah haji, yaitu Sai.  Banyak sekali hikmah yang terkandung dalam rukun Sai dalam ibadah haji;  salah satunya adalah dalam menikmati sebuah proses kehidupan diperlukan kesabaran yang bukan berarti diam. Dengan berlarinya Hajar di antara Shafa dan Marwa, adalah bentuk ketakwaan yang ditunjukkan melalui satu upaya (ikhtiar) sebatas yang bisa dilakukan oleh dirinya pada saat itu.

Bentuk ketakwaan yang bisa dilakukan oleh Siti Hajar, adalah dengan berlari-lari, tidak dengan berdoa saja tanpa usaha lalu diam atau menangis saja meratapi nasibnya. Dan ketika ketakwaan sudah dilakukan, maka datanglah pertolongan Allah Swt. , dengan mengutus malaikat sebagaimana dikisahkan dalam hadis di atas.

No comments:

Post a Comment